Proses pengedokan kapal pada PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero)

Posted: March 31, 2009 by sheuban in technology
Tags:

Keadaan Umum Dok

Perlu diketahui bahwa ada beberapa macam jenis pengedokan, antara lain:

a. Floting dok (dok apung)

b. Graving dok (dok kolam)

c. Slip away

Dari ketiga jenis dok tersebut PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari cabang Cirebon lebih memilih menggunakan dok jenis Graving dok (Dok kolam) sejumlah dua dok, dengan beberapa aspek pilihan seperti halnya biaya (cost), keamanan (safety) dan Kemudahan dalam pengerjaan mekanis. Adapun spesifikasi dari dok tersebut adalah sebagai berikut:

Dok I

Kapasitas : 1200 DWT

Panjang : 6,5m

Lebar : 10,7m

Draf : 3,20m

Dilengkapi fasilitas berupa:

Pompa utama Æ 16”/35PK : 1 Unit

Pompa harian Æ 8”/25PK : 1 Unit

Pompa portabel Æ 2”/5PK : 2 Unit

Dok II

Kapasitas : 6500 DWT

Panjang : 112 m

Lebar : 22 m

Draf : 5 m

Dilengkapi fasilitas berupa:

Pompa utama Æ 12”/102PK : 3 Unit

Pompa harian Æ 4”/15PK : 1 Unit

Pompa portabel Æ 2”/5PK : 1 Unit

Pompa PMK Æ 5”/3Phase/380V/40PK : 1 Unit

Pompa PMK Æ 6”/3Phase/380V/30PK : 1 Unit

Selain sarana dok tersebut terdapat pula alat-alat pendukung kerja lainnya antara lain sebagai berikut:

Kompresor 7,5KW\380V\12Kg : 1 Unit

Diesel las Yanmar TS 190R\16PK\2200RPM : 5 Unit

Jib crane kapasitas 25Ton : 1 Unit

Fork lift kapasitas 5Ton : 1 Unit

Fork lift kapasitas 3Ton : 1 Unit

Mesin Pres kapasitas 200ton : 1 Unit

Mesin Rol kapasitas 12mm : 1 Unit

Mesin Bubut

- Æ 22” x 2,5m : 1 Unit

- Æ 14” x 1,25m : 1 Unit

- Æ 10” x 1,25m : 1 Unit

- Æ 16” x 1,5m : 1 Unit

- Æ 8” x 4,0m : 1 Unit

- Æ 51” x 12m : 1 Unit

Mesin Skrap : 1 Unit

Mesin Gergaji kayu : 1 Unit

Mesin Ketam kayu : 1 Unit

Mesin Bor

- Kapasitas 3/8” – 2” : 1 Unit

- Kapasitas 1/4” – 1” : 1 Unit

Bending Pipa kapasitas ½” – 3” : 1 Unit

Mesin las hitachi dan toyo deaden 400A : 105 Unit

Pesawat Water jet kapasitas 15Kg/cm2 : 1 Unit

Gas Free detector : 1 Unit

Mugger Test : 1 Unit

Ultrasonic test : 1 Unit

Liquid oxygen tank

- Kapasitas 190m2 : 1 Unit

- Kapasitas 145m2 : 1 Unit

Alat sekrap lambung kapal : 1 Paket

Sweep Blasting tool : 2 Unit

Sistematika Pengedokan

Secara umum proses sistematika dalam pengedokan tersendiri dapat diuraikan dalam beberapa item sebagai berikut:

1. Perusahaan (Owner) Menghubungi perusahaan galangan kapal (dalam hal ini PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari cabang Cirebon) guna minta antrian pengedokan perbaikan kapal.

2. PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari memproses berdasarkan data yang diberikan oleh owner (dijelaskan lebih lanjut pada proses pengedokan)

3. Kemudian dilakukan langkah:

a. Docking Space

b. Repair list

c. Calculation

d. Pranegitiation

e. Contract

f. Dock Regulation

g. Draft Bill

h. Final Calculation

Pada langkah tersebut pihak owner diwakoli oleh OS (Owner Surveyor)

4. Setelah mencapai titik kesepakatan maka pihak owner maupun pihak galangan kapal, menghubungi anak buah kapal untuk naik dok guna persiapan peralatan yang dibutuhkan dalam proses pengedokan.

5. Selama kapal yang akan melakukan pengedokan (antri masuk dok) pihak PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari cabang Cirebon melakukan floating Repair dengan tujuan untuk efisiensi waktu yang digunakan dalam proses perbaikan kapal.

6. Setelah mooring quay habis, kapal mulai memasuki dok yang sebelumnya telah dipersiapkan bantalan-bantalan yang telah disesuaikan peletakannya sesuai alur gading-gading utama kapal yang akan melakukan pengedokan, dengan fasilitas-fasilitas yang telah dipersiapkan oleh PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari caang Cirebon antara lain:

a. Diberikan asistensi tug boat untuk sandar atau datang dan saat kapal meninggalkan galangan hal ini membutuhkan waktu sekitar 2 – 3 hari

b. Diberikan asistensi line handler saat kapal datang, naik turun dok serta saat kapal meninggakan galangan.

c. Diberikan fasilitas sandar kade sebelum/sesudah docking.

d. Kapal dinaikkan diatas dock guna dilakukan pengerjaan dibawah garis air

e. Disupply aliran listrik kekapal untuk lampu penerangan/power consumption dikapal selama perbaikan; 380V/50Hz, 3 Phase, 60A

f. Diberikan 2 buah selang air laut untuk pemadam kebakaran selama kapal dalam perbaikan

g. Diberikan 5 ton air tawar setiap hari untuk keperluan MCK ABK selama kapal dalam perbaikan.

h. Diberikan 1 buah bak sampah dikapal selama kapal dalam proses perbaikan dan sampah dibuang 3 hari sekali.

7. Setelah proses perbaikan dibawah garis air selesai maka kembali dilakukan floating repair dengan tujuan effisiensi dock space, sehingga dok bisa digunakan kapal yang lainnya.

Proses Pengedokan

A. Proses persiapan kapal

1. Kapal ditambatkan di Dermaga dan mematikan semua mesin utama kapal.

2. Menurunkan barang-barang yang tidak dipelukan dalam proses perbaikan kapal, misalnya drum dan barang lainnya yang mudah bergeser.

3. Memasukan alat-alat yang menonjol keluar kapal misalnya stabilisato kapal.

4. Kapal diusahakan tegak tidak dalam posisi miring ataupun nungging.

5. Kapal yang naik dock diusahakan dalam keadaan free gas demi keselamatan karyawan dalam proses perbaikan.

6. Menyediakan tali temali, fender dan peralatan yang lain yang dapat digunakan sewaktu-waktu.

7. Menyediakan kapal tunda sebagai pemandu kapal.

8. Pengosongan tangki, baik tangki bahan bakar, pelumas, ballast dll.

9. Menyediakan gambar yang dibutuhkan dalam proses pengedokan, seperti

a. General arrangement

b. Midshipman section

c. Lines plan

d. Shell expantion

e. Lainnya yang dibutuhkan.

10. Memperhatikan posisi waktu gelombang air (pasang/ surut) untuk proses pemasukan kapal maupun pengeluaran kapal dari dock dengan dibantu kapal bantu dantug boat.

B. Persiapan Docking oleh Pihak Galangan

1. Pengosongan kolam dok dengan menutup pintu air (ponton) dimana pintu air ini sendiri merupakan pintu berbentuk balok yang bagian tengahnya terdapat ruangan untuk air, dan menyedot air yang ada dalam kolam dengan menggunakan pompa.

2. Setelah dok kolam kosong maka dilakukan pemasangan bantalan dudukan kapal, peletakannya disesuaikan gading-gading utama daripada kapal itu tersendiri.

3. Kemudian dilakukan pengisian air kembali pada kolam setinggi water float dengan membuka pintu induk .

4. Pengosongan air dalam ponton agar massa dalam ponton tersebut menjadi ringan sehingga mengapung dan dapat dengan mudah dipindahkan. Dengan bantuan tali dan ditarik ke bagian samping dok kolam.

5. Kapal dimasukkan dengan bantuan tali temali dan di tempatkan pas terhadap bantalan yang telah di sediakan sebelumnya sesuai center line yang ada.

6. Penutupan ponton kembali dengan bantuan tali temali di paskan pada gerbang dan kembali diisi air pada bagian dalamnya, dan kemudian dilakukan pengosongan kolam dengan bantuan pompa.

C. Proses Pemasukan dan Pengeluaran Kapal dari Dok

a. Proses Pemasukan Kapal

Sebelum memasukkan kapal perlu kita perhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Mesin harus mati kecuali mesin winch

2. Kapal diatur supaya trim yang terjadi adalah trim minimum, dimana jarak antara trim haluan dan buritan adalah 2 meter.

3. Kapal harus bebas dari muatan berbahaya dan gas

4. Kesiapan fasilitas sandar (bolder, tali, crew dock dll)

Selain memperhatikan hal-hal tersebut diatas perlu juga dipersiapkan hal-hal sebagai berikut:

1. Pengaturan keel block dan side block, pada side block mengacu pada docking line plan

2. Pada keel block 1 m terdiri dari beton cor setinggi 70cm dan bantalan kayu keras setinggi 30 cm.

3. Peninggian side block diatur sesuai bentuk gading-gading kapal.

4. Kapal-kapal dengan lebar sama atau lebih dari 16m dibuat side block antara, dimana jarak antar block maksimal 2 m atau diatur tumpuan maksimal pada landasan graving tidak lebih.

5. Posisi bottom plug, peralatan elektronik dibawah kulit lambung, sea chest, dan sepatu kemudi tidak boleh bertumpu pada stop block.

6. Jarak pengaturan lock sebagai berikut:

a. 4 buah keel block terdepan dan 5 buah paling belakang jarak antar stop block masing-masing adalah 50 cm dan diikat masing-masing menjadi 1 unit agar saat kapal duduk susunan keel block tidak bergeser pada pondasi.

b. Jarak antara keel block masing-masing 2 m

c. Jarak antara side block masing-masing 3 m, 3,5 m, 4 m tergantung masing-masing jarak frame dan besar kapal.

d. Penempatan side block diletakkan dalam daerah setengah lebar –R bilga

e. Penempatan side block antara, tergantung posisi side keel pada konstruksi kapal tersebut.

7. Penempatan keel block, side block dan side block antara diusahakan bertumpu pada wrang-wrang double bottom, sekat melintang dan memanjang sekat melintang dan memanjang untuk menghindari deformasi pada plat bottom.

8. Penandaan garis, titik, untuk posisi acuan pembentukan kapal.

9. Persiapan tug boat, dock master dan crew dock,batang stut ukuran, tali-temali, tangga dan lain-lain.

10. Setelah pekerjaan persiapan selesai, kapaldapat dimasukkan, urutan sesuai dengan proses docking.

b. Proses Pengeluaran Kapal dari Dock

Apabila proses perbaikan selesai, maka kapal telah siap dikeluarkan dan dapat melakukan prises finising di dermaga. Adapun proses pengeluaran kapal dari dock adalah sebagai berikut:

1. Semua perlatan kerja dalam graving dock dikeluarkan semuanya terlebih dahulu, begitu pula kotoran hasil reparasi.

2. Kran pintu induk dock dibuka sehingga air masuk ke dalam graving dock, setelah air yang masuk setinggi permukaan air laut maka pintu ponton akan terangkat dengan sendirinya.

3. Pada waktu kapal mulai terapung side block yang terikat dengan tali ditarik dari posisinya kemudian diletakkan disamping.

4. Stoot-stoot samping diambil dan kapal ditarik keluar dengan bantuan tug boat.

Postingan populer dari blog ini

TUGAS MERANCANG KAPAL 1

PROSES PEMBANGUNAN KAPAL

PENGERJAAN REPARASI KAPAL