sinopsis,9,10,11,12, dan 13 The Great Queen Seon Deok
Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 9, 10, 11, 12, dan 13
Tayang Kamis, 19 November 2009 pukul 16:30 WIB di Indosiar
Dikutip dari http://www.indosiar.com/sinopsis/83043/the-great-queen-seon-deok-episode-9 [Tersedia online: Rabu, 18 November 2009] — Setelah dewasa, tidak ada yang berubah dari Deokman : ia tetap ceria… dan selalu menjadi yang terakhir tiba saat lari jarak jauh. Sebagai orang terakhir, Deokman (Lee Yo-won) terus-menerus mendapat hukuman dari pimpinan klan Kembang Naga Kim Yushin (Uhm Tae-woong). Meski jengkel, gadis yang menyamar sebagai pria itu tetap menurut.
Meski dicap anggota paling lemah, Deokman punya satu hal yang tidak dimiliki rekan-rekannya : keinginan untuk menjadi lebih baik. Bahkan saat semuanya istirahat, ia tidak ragu-ragu berlatih memanah sendirian sambil mempelajari teknik yang benar.
Cobaan bagi Deokman dan rekan-rekannya tidak hanya dari Yushin yang kerap memberikan latihan ekstra keras, melainkan juga dari klan hwarang lain yang dipimpin oleh Seokpum (Hong Kyung-in).
Di istana, berita jatuhnya benteng Sokham membuat Raja Jinpyeong kuatir. Namun saat penasehat Eulje (Shin Goo) menyarankan supaya Kim Seohyeon (Jung Sung-mo) memimpin pasukan untuk melakukan serangan balasan, niat tersebut ditentang kubu Mishil (Go Hyeon-jeong).
Lagi-lagi, Raja Jinpyeong tidak berkutik dan hanya bisa mengiyakan ketika Mishil meminta supaya putranya Hajong (Kim Jung-hyun) memimpin pasukan untuk membalas serangan Baekje.
Ketegangan antar klan hwarang memuncak ketika Deokman diganggu Seokpum, yang berusaha mempermalukannya dengan mencopot baju gadis yang dikira sebagai pria itu. Adegan tersebut terlihat oleh anggota klan Kembang Naga lain, sehingga perkelahian antar klan tidak bisa dihindari.
Keributan tersebut kontan menjadi pembicaraan di rapat pimpinan hwarang. Yushin sempat menyebut bahwa keributan disebabkan oleh klan pimpinan Seokpum, namun saat diminta untuk melakukan pembuktian lewat ajang kompetisi antar klan hwarang yang dikenal dengan nama Beejae, pria itu menolak.
Sebagai gantinya, ia menghukum Deokman. Sudah tentu keputusan tersebut membuat emosi anggota klan Kembang Naga, salah satunya Shiyeol (Moon Ji-yoon) berang, mereka menganggap bahwa mundur dari kompetisi adalah tindakan pengecut. Namun, Yushin rupanya punya pertimbangan sendiri.
Sehebat-hebatnya Yushin menghindar, sebuah kejadian yang melibatkan klan Seokpum membuatnya tidak punya pilihan lagi kecuali ikut kompetisi Beejae. Siapa sangka, pertandingan antar klan bisa dihentikan oleh hal yang jauh lebih penting : serangan kerajaan Baekje ke benteng Yeongnam yang letaknya sangat vital bagi Shilla.
Sadar kalau Hajong yang memimpin pasukan Shilla bukan tandingan Baekje, Mishil meminta Raja Jinpyeong untuk mengutus Seolwon (Jun Noh-min) untuk maju ke medan perang. Di tempat lain, Yushin mempersiapkan para anggota klan Kembang Naga untuk pertandingan Beejae.
Begitu sampai di tempat pertandingan, klan Kembang Naga yang telah berpakaian lengkap dikejutkan oleh pengumuman yang disampaikan salah satu petinggi hwarang Hojae (Go Yoon-hoo) : Shilla secara resmi kembali berperang dengan kerajaan Baekje.
Setelah rapat bersama Putri Cheonmyeong (Park Ye-jin), akhirnya diputuskan untuk menyertakan para pasukan hwarang ke dalam pertempuran, diantaranya klan pimpinan Seokpum, Yushin, dan Alcheon (Lee Seung-hyo).
Di malam sebelum keberangkatan, Deokman diam-diam menyelinap keluar kamp untuk bertemu dengan biksuni yang telah dikenalnya beberapa tahun silam. Tidak sadar kalau biksuni itu adalah Putri Cheonmyeong yang menyamar, Deokman menyampaikan keluh-kesahnya tentang Yushin.
Reputasi klan Kembang Naga yang dianggap lemah membuat mereka terlibat perkelahian dengan klan pimpinan Alcheon. Sudah tentu, keributan antar pasukan satu kubu di tengah perang adalah sebuah kejahatan dan pelakunya harus dihukum.
Belum sempat diambil tindakan, tiba-tiba Seolwon muncul. Selain meminta Alcheon dan Seokpum menjaga benteng, sang jendral memberi pengumuman mengejutkan : ia menunjuk Yushin dan anggota klan Kembang Naga untuk ikut terjun ke medan pertempuran.