SMU NEGERI 23 BANDUNG
1. Persepsi Kepala Sekolah
Pada awalnya kepala sekolah ini memperhatikan kondisi umum sekolah yang lingkungannya tidak aman dan tidak terlindungi. Sekolah tidak memiliki pagar atau tembok di sekelilingnya. Para siswa meninggalkan sekolah dengan mudah selama istirahat dan orang luar juga dapat dengan mudah masuk ke dalam sekolah. Ia percaya bahwa lingkungan tersebut akan berpengaruh negatif terhadap kemampuan siswa untuk berkonsentrasi dalam pelajaran.
Kepala sekolah berusaha untuk membuat sekolah menjadi rumah kedua bagi para siswa. Prioritas pertama dalam pengembangan sekolah menurut dia adalah untuk menciptakan rasa aman baik secara fisik maupun psikologi bagi para siswa, guru, orang tua dan masyarakat. Jika para siswa merasa aman, orang tua mereka merasa yakin. Peningkatan komunikasi antara sekolah dengan para orangtua akan meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. NEM rata-rata sekolahnya lebih tinggi dibandingkan sekolah lain saat ini. Motto kepala sekolah adalah jika guru-gurunya baik, sekolah juga akan baik. Dia memberi semangat kepada para orangtua, siswa dan guru untuk memberikan gagasan-gagasan kepadanya melalui pertemuan non-formal.
2. Perubahan yang dirasakan
a. Fasilitas
Sejak kepala sekolah baru mulai bertugas di sekolah ini pagar tembok yang kokoh telah dibangun di sekeliling sekolah dan pintu-pintu yang aman telah dipasang. Sebuah mushola, sebuah kantin, sebuah tempat parkir, sebuah ruangan telepon dan sebuah taman juga telah dibangun. Ruang guru dan kantor kepala sekolah juga direnovasi. Jumlah rombongan belajar ditingkatkan dari 14 menjadi 26 kelas, dan sebuah laboratorium, perpustakaan, dan sebuah ruang kelas besar juga telah dibangun. Jalan menuju ke sekolah telah diperbaiki. Ruang guru direnovasi dan disediakan sebuah televisi, 3 komputer, sebuah printer, dan sebuah mesin fotokopi.
Sebuah ruangan telepon dibangun untuk para siswa, staf, dan para guru, sehingga mereka tidak perlu meninggalkan kampus. Biaya telepon adalah Rp.100 setiap pemakaian dan sekolah dapat menerima 20% pendapatan dari Perum Telkom.
Pendapatan ini dibagikan kepada penduduk yang miskin pada masyarakat sekitar sekolah. Sebelas komputer disediakan untuk membantu mengembangkan pengetahuan komputer para siswa. Para siswa dapat menggunakan komputer tersebut selama waktu luang mereka dalam jadwal sekolah. Peralatan laboratorium ditingkatkan dan daya listriknya juga ditambah. Kantor kepala sekolah dan para wakil kepala sekolah direnovasi. Kepala sekolah ingin membiayai lebih banyak fasilitas karena ada kecenderungan bahwa sikap para siswa dipengaruhi oleh kurangnya fasilitas.
b. Kepala Sekolah
Kepemimpinan kepala sekolah yang sekarang berbeda dengan yang sebelumnya. Ia memberikan visi kepada para guru untuk pengembangan sekolah. Ia sering berjalan mengelilingi kampus dan berbicara dengan para siswa dan guru. Ia ramah dan mencoba untuk mendukung terciptanya suatu suasana kekeluargaan. Ia juga memperhatikan kesejahteraan guru dan fasilitas sekolah.
Seorang kepala sekolah diharapkan dapat bersahabat, dan bertindak seperti dalam suatu keluarga. Ia juga tertarik dalam hal kesejahteraan guru dan juga memikirkan fasilitas sekolah. Kepala sekolah diharapkan dapat membagi waktunya menjadi 60% untuk melakukan supervisi belajar/mengajar, 20% untuk kegiatan administrasi dan 20% untuk berkomunikasi dengan orangtua siswa.
Seorang petugas administrator yang baik harus baik dalam kepemimpinan, pendidikan, manajemen, administrasi dan supervisi. Ia juga diharapkan untuk dapat memberi semangat kepada staf untuk menjadi pemimpin.
Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang memiliki pedoman, taat hukum dan peraturan-peraturan, dan melaksanakannya dengan baik termasuk peraturan-peraturan yang baru.
c. Para Guru
Para guru biasanya merasa tidak pasti dan acuh tak acuh mengenai fasilitas yang tersedia dan terbatasnya jumlah staf. Sebagai guru mereka merasa secara profesional rendah sampai 3 tahun yang lalu. Bagaimanapun, kepala sekolah yang sekarang telah memberi mereka visi untuk pengembangan sekolah. Sebagai hasilnya, mereka menjadi lebih semangat untuk mengajar. Mereka sekarang lebih disiplin dan mendukung kegiatan pembelajaran siswa. Sekarang para siswa merasa bahwa para guru, khususnya para guru yang berusia muda1 lebih mempedulikan mereka, dibandingkan sebelumnya. Guru-guru biasanya menangani 45 siswa dalam satu kelas pagi dan sore, tetapi saat ini guru mengajar 40 siswa dalam satu kelas. Mereka memiliki hubungan lebih erat dengan para orangtua siswa mengenai masalah-masalah siswa dan sekolah. Hubungan antara guru juga menjadi lebih aktif, dan mereka memperkuat satu dengan lainnya untuk berinisiatif membuat gagasan-gagasan baru.
d. Para Siswa
Para siswa merasa lebih bangga dengan sekolahnya dibandingkan dengan 3 tahun yang lalu. Pada saat itu para siswa yang belajar di sekolah ini merasa rendah diri. Mereka merasa sekolah ini sebagai suatu tempat sementara hingga mereka dapat pindah ke SMU lain. Sikap ini telah hilang dan berubah menjadi sikap para siswa yang sangat tertarik untuk belajar di sekolah. Sekarang mereka lebih bersemangat untuk belajar, dan kinerja mereka meningkat. Untuk para siswa yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, mereka diharapkan dapat memperoleh pendidikan ketrampilan sebagai bekal untuk bekerja.
Komunikasi yang meningkat antara para siswa dan kepala sekolah sebagian besar terjadi dalam pertemuan-pertemuan informal. Karena para siswa sangat sibuk dalam belajar, yaitu memiliki 14 mata pelajaran dalam kurikulum 1994, kepala sekolah mencoba untuk mencari waktu yang tepat untuk berinteraksi dengan para siswa tanpa mengganggu jadwal pelajaran mereka.
Kepala sekolah berjalan mengelilingi kampus, berbicara dengan para siswa secara informal dan mendiskusikan masalah-masalah siswa. Dengan pendekatan ini kepala sekolah telah membantu melengkapi para siswa dengan keterampilan memecahkan masalah.
Para siswa berperanserta dalam kegiatan-kegiatan ekstra-kurikuler seperti bola volley, sepakbola, senam dan palang-merah remaja pada hari Minggu. Mereka juga lebih aktif dalam kegiatan keagamaan.
________________________________________
1 30% dari para guru mempunyai pengalaman mengajar kurang dari 5 tahun
e. Hubungan dengan Masyarakat
Hubungan dengan masyarakat pada umumnya jauh lebih baik, dan anggota masyarakat diundang ke sekolah baik secara formal dan maupun informal. Fasilitas olahraga pada sekolah dibuka untuk masyarakat pada hari Minggu. Selama periode pemilihan umum, kursi-kursi sekolah dipinjam oleh masyarakat dari sekolah. Para guru pergi ke mesjid masyarakat untuk menyediakan kesempatan berinteraksi antara para guru dan masyarakat walaupun di dalam lingkungan sekolah ada sebuah mushola. Masyarakat mengambil bagian aktif dalam keamanan sekolah dan mencegah siswa dari perkelahian antar sekolah.
Masyarakat mengharapkan bahwa semua anak yang tinggal dalam masyarakat tersebut diberi kesempatan untuk belajar di sekolah ini. Secara umum NEM sekolah ini sekarang meningkat dibandingkan dengan siswa-siswa dari sekolah lain.
f. Orangtua Siswa
Para orangtua saat ini lebih banyak terlibat dalam masalah siswa. Sebelumnya mereka hanya diinformasikan melalui surat ketika siswa memiliki masalah atau jika ada masalah. Sekarang mereka menanyakan untuk dapat mengunjungi sekolah berkenaan dengan maslah-masalah siswa dan hanya sewaktu-waktu saja diinformasikan melalui surat, telepon, atau pesan melalui para siswa. Melalui jalur informal orangtua siswa mempunyai peluang untuk menyampaikan saran-saran atau gagasan mereka kepada kepala sekolah.
Pertemuan khusus diadakan untuk menetapkan penjurusan siswa pada akhir tahun ke dua. Pada pertemuan tersebut diupayakan untuk menyesuaikan antara prestasi para siswa dan keinginan para siswa bersama orangtuanya.
Pertemuan BP3 untuk semua orangtua siswa yang diadakan sedikitnya 4 kali dalam setahun, yaitu pada setiap cawu dan pada akhir tahun pelajaran. Sebelum pertemuan lengkap dengan semua orangtua siswa, Pengurus BP3 mengadakan rapat untuk mempersiapkan pertemuan-pertemuan tersebut.
3. Faktor-faktor utama untuk perubahan
Kepala sekolah dirasakan oleh para pemegang peran sebagai sumber utama perubahan positif yang terjadi di sekolah. Fakta bahwa sekolah memiliki suatu visi dan tujuan-tujuan khusus dapat mempromosikan perlunya dukungan untuk pembaharuan. Diskusi-diskusi aktif antara kepala sekolah dan para guru juga sangat membantu mempermudah upaya pembaharuan ini. Saran-saran dari para siswa seperti membangun suatu kantin juga telah dilaksanakan, dan saran-saran dari para orangtua juga diterima. Kepala sekolah mengambil tindakan berdasarkan pada usulan dari administrasi. Ia terbuka untuk gagasan-gagasan baru, namun demikian, saran-saran selalu ditinjau kembali berdasarkan sumber-sumber dana yang tersedia.
Sekolah Lain
Pada awalnya kepala sekolah ini memperhatikan kondisi umum sekolah yang lingkungannya tidak aman dan tidak terlindungi. Sekolah tidak memiliki pagar atau tembok di sekelilingnya. Para siswa meninggalkan sekolah dengan mudah selama istirahat dan orang luar juga dapat dengan mudah masuk ke dalam sekolah. Ia percaya bahwa lingkungan tersebut akan berpengaruh negatif terhadap kemampuan siswa untuk berkonsentrasi dalam pelajaran.
Kepala sekolah berusaha untuk membuat sekolah menjadi rumah kedua bagi para siswa. Prioritas pertama dalam pengembangan sekolah menurut dia adalah untuk menciptakan rasa aman baik secara fisik maupun psikologi bagi para siswa, guru, orang tua dan masyarakat. Jika para siswa merasa aman, orang tua mereka merasa yakin. Peningkatan komunikasi antara sekolah dengan para orangtua akan meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. NEM rata-rata sekolahnya lebih tinggi dibandingkan sekolah lain saat ini. Motto kepala sekolah adalah jika guru-gurunya baik, sekolah juga akan baik. Dia memberi semangat kepada para orangtua, siswa dan guru untuk memberikan gagasan-gagasan kepadanya melalui pertemuan non-formal.
2. Perubahan yang dirasakan
a. Fasilitas
Sejak kepala sekolah baru mulai bertugas di sekolah ini pagar tembok yang kokoh telah dibangun di sekeliling sekolah dan pintu-pintu yang aman telah dipasang. Sebuah mushola, sebuah kantin, sebuah tempat parkir, sebuah ruangan telepon dan sebuah taman juga telah dibangun. Ruang guru dan kantor kepala sekolah juga direnovasi. Jumlah rombongan belajar ditingkatkan dari 14 menjadi 26 kelas, dan sebuah laboratorium, perpustakaan, dan sebuah ruang kelas besar juga telah dibangun. Jalan menuju ke sekolah telah diperbaiki. Ruang guru direnovasi dan disediakan sebuah televisi, 3 komputer, sebuah printer, dan sebuah mesin fotokopi.
Sebuah ruangan telepon dibangun untuk para siswa, staf, dan para guru, sehingga mereka tidak perlu meninggalkan kampus. Biaya telepon adalah Rp.100 setiap pemakaian dan sekolah dapat menerima 20% pendapatan dari Perum Telkom.
Pendapatan ini dibagikan kepada penduduk yang miskin pada masyarakat sekitar sekolah. Sebelas komputer disediakan untuk membantu mengembangkan pengetahuan komputer para siswa. Para siswa dapat menggunakan komputer tersebut selama waktu luang mereka dalam jadwal sekolah. Peralatan laboratorium ditingkatkan dan daya listriknya juga ditambah. Kantor kepala sekolah dan para wakil kepala sekolah direnovasi. Kepala sekolah ingin membiayai lebih banyak fasilitas karena ada kecenderungan bahwa sikap para siswa dipengaruhi oleh kurangnya fasilitas.
b. Kepala Sekolah
Kepemimpinan kepala sekolah yang sekarang berbeda dengan yang sebelumnya. Ia memberikan visi kepada para guru untuk pengembangan sekolah. Ia sering berjalan mengelilingi kampus dan berbicara dengan para siswa dan guru. Ia ramah dan mencoba untuk mendukung terciptanya suatu suasana kekeluargaan. Ia juga memperhatikan kesejahteraan guru dan fasilitas sekolah.
Seorang kepala sekolah diharapkan dapat bersahabat, dan bertindak seperti dalam suatu keluarga. Ia juga tertarik dalam hal kesejahteraan guru dan juga memikirkan fasilitas sekolah. Kepala sekolah diharapkan dapat membagi waktunya menjadi 60% untuk melakukan supervisi belajar/mengajar, 20% untuk kegiatan administrasi dan 20% untuk berkomunikasi dengan orangtua siswa.
Seorang petugas administrator yang baik harus baik dalam kepemimpinan, pendidikan, manajemen, administrasi dan supervisi. Ia juga diharapkan untuk dapat memberi semangat kepada staf untuk menjadi pemimpin.
Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang memiliki pedoman, taat hukum dan peraturan-peraturan, dan melaksanakannya dengan baik termasuk peraturan-peraturan yang baru.
c. Para Guru
Para guru biasanya merasa tidak pasti dan acuh tak acuh mengenai fasilitas yang tersedia dan terbatasnya jumlah staf. Sebagai guru mereka merasa secara profesional rendah sampai 3 tahun yang lalu. Bagaimanapun, kepala sekolah yang sekarang telah memberi mereka visi untuk pengembangan sekolah. Sebagai hasilnya, mereka menjadi lebih semangat untuk mengajar. Mereka sekarang lebih disiplin dan mendukung kegiatan pembelajaran siswa. Sekarang para siswa merasa bahwa para guru, khususnya para guru yang berusia muda1 lebih mempedulikan mereka, dibandingkan sebelumnya. Guru-guru biasanya menangani 45 siswa dalam satu kelas pagi dan sore, tetapi saat ini guru mengajar 40 siswa dalam satu kelas. Mereka memiliki hubungan lebih erat dengan para orangtua siswa mengenai masalah-masalah siswa dan sekolah. Hubungan antara guru juga menjadi lebih aktif, dan mereka memperkuat satu dengan lainnya untuk berinisiatif membuat gagasan-gagasan baru.
d. Para Siswa
Para siswa merasa lebih bangga dengan sekolahnya dibandingkan dengan 3 tahun yang lalu. Pada saat itu para siswa yang belajar di sekolah ini merasa rendah diri. Mereka merasa sekolah ini sebagai suatu tempat sementara hingga mereka dapat pindah ke SMU lain. Sikap ini telah hilang dan berubah menjadi sikap para siswa yang sangat tertarik untuk belajar di sekolah. Sekarang mereka lebih bersemangat untuk belajar, dan kinerja mereka meningkat. Untuk para siswa yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, mereka diharapkan dapat memperoleh pendidikan ketrampilan sebagai bekal untuk bekerja.
Komunikasi yang meningkat antara para siswa dan kepala sekolah sebagian besar terjadi dalam pertemuan-pertemuan informal. Karena para siswa sangat sibuk dalam belajar, yaitu memiliki 14 mata pelajaran dalam kurikulum 1994, kepala sekolah mencoba untuk mencari waktu yang tepat untuk berinteraksi dengan para siswa tanpa mengganggu jadwal pelajaran mereka.
Kepala sekolah berjalan mengelilingi kampus, berbicara dengan para siswa secara informal dan mendiskusikan masalah-masalah siswa. Dengan pendekatan ini kepala sekolah telah membantu melengkapi para siswa dengan keterampilan memecahkan masalah.
Para siswa berperanserta dalam kegiatan-kegiatan ekstra-kurikuler seperti bola volley, sepakbola, senam dan palang-merah remaja pada hari Minggu. Mereka juga lebih aktif dalam kegiatan keagamaan.
________________________________________
1 30% dari para guru mempunyai pengalaman mengajar kurang dari 5 tahun
e. Hubungan dengan Masyarakat
Hubungan dengan masyarakat pada umumnya jauh lebih baik, dan anggota masyarakat diundang ke sekolah baik secara formal dan maupun informal. Fasilitas olahraga pada sekolah dibuka untuk masyarakat pada hari Minggu. Selama periode pemilihan umum, kursi-kursi sekolah dipinjam oleh masyarakat dari sekolah. Para guru pergi ke mesjid masyarakat untuk menyediakan kesempatan berinteraksi antara para guru dan masyarakat walaupun di dalam lingkungan sekolah ada sebuah mushola. Masyarakat mengambil bagian aktif dalam keamanan sekolah dan mencegah siswa dari perkelahian antar sekolah.
Masyarakat mengharapkan bahwa semua anak yang tinggal dalam masyarakat tersebut diberi kesempatan untuk belajar di sekolah ini. Secara umum NEM sekolah ini sekarang meningkat dibandingkan dengan siswa-siswa dari sekolah lain.
f. Orangtua Siswa
Para orangtua saat ini lebih banyak terlibat dalam masalah siswa. Sebelumnya mereka hanya diinformasikan melalui surat ketika siswa memiliki masalah atau jika ada masalah. Sekarang mereka menanyakan untuk dapat mengunjungi sekolah berkenaan dengan maslah-masalah siswa dan hanya sewaktu-waktu saja diinformasikan melalui surat, telepon, atau pesan melalui para siswa. Melalui jalur informal orangtua siswa mempunyai peluang untuk menyampaikan saran-saran atau gagasan mereka kepada kepala sekolah.
Pertemuan khusus diadakan untuk menetapkan penjurusan siswa pada akhir tahun ke dua. Pada pertemuan tersebut diupayakan untuk menyesuaikan antara prestasi para siswa dan keinginan para siswa bersama orangtuanya.
Pertemuan BP3 untuk semua orangtua siswa yang diadakan sedikitnya 4 kali dalam setahun, yaitu pada setiap cawu dan pada akhir tahun pelajaran. Sebelum pertemuan lengkap dengan semua orangtua siswa, Pengurus BP3 mengadakan rapat untuk mempersiapkan pertemuan-pertemuan tersebut.
3. Faktor-faktor utama untuk perubahan
Kepala sekolah dirasakan oleh para pemegang peran sebagai sumber utama perubahan positif yang terjadi di sekolah. Fakta bahwa sekolah memiliki suatu visi dan tujuan-tujuan khusus dapat mempromosikan perlunya dukungan untuk pembaharuan. Diskusi-diskusi aktif antara kepala sekolah dan para guru juga sangat membantu mempermudah upaya pembaharuan ini. Saran-saran dari para siswa seperti membangun suatu kantin juga telah dilaksanakan, dan saran-saran dari para orangtua juga diterima. Kepala sekolah mengambil tindakan berdasarkan pada usulan dari administrasi. Ia terbuka untuk gagasan-gagasan baru, namun demikian, saran-saran selalu ditinjau kembali berdasarkan sumber-sumber dana yang tersedia.
Sekolah Lain