LOKARINA 2012- PERANCANGAN KAPAL PENYEBERANGAN KATAMARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO DIDESA JIMBUNG KABUPATEN BLORA

COVER LOKARINA




RINGKASAN
Sungai Bengawan Solo merupakan sebuah sumber air yang sangat potensial, sehingga Bengawan Solo menjadi salah satu media transportasi bagi masyarakat di sekitarnya sehingga merupakan alat vital bagi sektor perekonomian, pertanian, pemerintahan dan lain sebagainya di wilayah tersebut, seperti yang ada di desa Jimbung Kabupaten blora. Perahu Penyeberangan ini digunakan untuk mendukung aktifitas penduduk yang ingin ke Kabupaten Bojonegoro maupun sebaliknya.
Namun fakta yang ditemui Penulis dari penelitian, adalah perahu penyeberangan yang tidak layak sehingga telah sering terjadi kecelakaan yang memakan korban. Hal tersebut diperkuat oleh kutipan berita yang diperoleh yaitu, “Demikian pernyataan Gubernur Jatim Dr.H.Soekarwo kepada kabarjatim.com Rabu (29/6/2011) di Surabaya. Memang, kecelakaan di sungai yang mengalir dari Jawa Tengah ke Jawa Timur itu sering terjadi. Bahkan belum lama ini  dua kecelakaan yang mengakibatkan korban tewas. Namun, ujar Pakde – begitu Soekarwo akrab disapa -- Pemprov Jatim tidak akan segera membangun jembatan dikawasan BengawanSolo”. (http://www.kabarjatim.com/berita.php?ID=186)
Untuk meminimalisir kejadian serupa terulang kembali,penulis berinisiatif untuk membuat inovasi rancangan kapal Penyeberangan Katamaran dengan Rencana Umum yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat di perairan Bengawan Solo. Adapun Ukuran Utama Kapal yang di rancang yaitu, LWL  sesuai dengan panjang kapal yang beroperasi (12,5), BWL yang dibawah  4 m merupakan lebar dermaga saat banjir (3,75), Sarat dengan kedalaman terendah pada kondisi banjir ± 0.9 meter topologi Bengawan Solo dan B1 (0,75). Ditinjau dari kapasitas penumpang perahu penyeberangan hanya mampu menampung 12 penumpang dan 12 kendaraan dengan total omset Rp.24.000/penyeberangan. Sedangkan RU Kapal Katamaran yang dirancang memperoleh omset 225% lebih besar tiap penyeberangannya dibandingkan omset perahu penyeberangan sebelumnya dengan rincian sebagai berikut:
Ø  15 penumpang x 2(P & S) = Rp. 30.000
Ø  12 penumpang + kendaraan = Rp. 24.000
Total = Rp. 54.000/penyebrangan


BAB I
PENDAHULUAN

I.I. Latar Belakang
Sungai Bengawan Solo merupakan sebuah sumber air yang sangat potensial bagi usaha-usaha pengelolaan dan pengembangan sumber daya air (SDA), di sepanjang alirannya untuk memenuhi berbagai keperluan dan kebutuhan, antara lain untuk kebutuhan domestik, air baku air minum dan industri, irigasi dan lain-lain. Sungai Bengawan Solo merupakan sungai terbesar di Pulau Jawa, terletak di Propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan luas wilayah sungai ± 12% dari seluruh wilayah Pulau Jawa pada posisi 110o18’ BT sampai 112o45’ BT dan 6o49’LS sampai 8o08’ LS.
Secara administratif WS Bengawan Solo mencakup 17 (tujuh belas) kabupaten dan 3 (tiga) kota, yaitu:
Kabupaten    : Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Blora, Rembang, Ponorogo, Madiun, Magetan, Ngawi, Bojonegoro, Tuban. Lamongan, Gresik dan Pacitan.
Kota                 :   Surakarta, Madiun dan Surabaya
Dengan panjang luas sungai seperti itu, tak heran sungai bengawan solo menjadi salah satu media trasportasi. Hal ini membuat sungai bengawan solo menjadi tumpuan masyarakat di sekitar daerah aliran sungai Bengawan Solo terutama sektor perekonomian Seperti yang ada di desa Jimbung Kabupaten blora, kapal Penyeberangan ini digunakan untuk mendukung aktifitas penduduk yang ingin ke Kabupaten Bojonegoro maupun sebaliknya. Sarana kapal Penyeberangan ini mendukung hampir semua kegiatan penduduk di wilayah tersebut, dari sektor perekonomian, pertanian, pemerintahan dan lain sebagainya. Namun dari data-data yang ada pada saat ini, sarana trasportasi dan Penyeberangan sungai sangat tidak layak sehingga sangat membahayakan bagi keselamatan pengguna kapal Penyeberangan di sungai bengawan solo. Sedangkan pengguna alat trasportasi tersebut semakin banyak setiap harinya, karena akses Penyeberangan sungai tersebut bisa menyingkat waktu perjalanan dan meminimalisir penggunaan bahan bakar. Oleh karena itu, dibutuhkan kapal dengan ukuran yang lebih besar dan lebih aman untuk sarana Penyeberangan di sungai Bengawan Solo.
Menurut data yang ada, kapal Penyeberangan di sungai Bengawan solo hanya berukuran panjang 12 meter dan lebar 2 meter. Kapal dengan ukuran tersebut bisa di kategorikan tidak layak dan tidak aman untuk angkutan Penyeberangan, apalagi kapal tersebut hanya berkapasitas 3 Ton. Kapal Penyeberangan tersebut juga sering kelebihan muatan saat beroprasi, kapal dengan ukuran tersebut digunakan untuk memuat 17 kendaraan bermotor dan 5 sepeda beserta muatan hasil pertanian lainya. Tentu saja hal tersebut sangat menbahayakan bagi para pengguna jasa kapal Penyeberangan tersebut. Hal tersebut diperkuat oleh kutipan berita yang diperoleh yaitu, “Demikian pernyataan Gubernur Jatim Dr.H.Soekarwo kepada kabarjatim.com Rabu (29/6/2011) di Surabaya. Memang, kecelakaan di sungai yang mengalir dari Jawa Tengah ke Jawa Timur itu sering terjadi. Bahkan belum lama ini  dua kecelakaan yang mengakibatkan korban tewas. Namun, ujar Pakde – begitu Soekarwo akrab disapa -- Pemprov Jatim tidak akan segera membangun jembatan dikawasan BengawanSolo”. (http://www.kabarjatim.com/berita.php?ID=186)
Pemerintah Jawa Tengah melalui  Angkutan Sungai dan Penyeberangan (ASDP) mencanangkan program perancangan kapal baru untuk wilayah desa jimbung dan medalem. Program restrukturisasi ini direncanakan dan akan dilaksanakan dalam kurun waktu 2012. Program ini dimaksudkan untuk menigkatkan sarana Penyeberangan di sungai Bengawan Solo untuk menunjang semua sektor.Untuk mewujudkan progam perancangan kapal tersebut maka dibutuhkan penelitian lebih lanjut dalam proses pembuatan/perancangan kapal yang sesuai dengan karakteristik sungai Bengawan Solo, Debit air, kebutuhan masyarakat yang menggunakan sarana Penyeberangan tersebut dan mencari data data pendukung lainya. Agar nantinya kapal yang akan dirancang ini bisa mengakomodir seluruh kegiatan masyarakat di sekitar Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo. Oleh karena itu penulis mengambil judul “ Perancangan  Kapal Penyeberangan Katamaran Sungai Bengawan Solo  di Desa Jimbung Kabupaten Blora”.


I.2. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pokok permasalahan yang ada terdapat pada latar belakang, maka penelitian ini diambil beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Mendesain kapal yang sesuai dengan daerah Penyeberangan sehingga di dapatkan ukuran utama kapal yang optimal dalam beroperasi di wilayah kawasan desa Jimbung.
2.      Pembuatan Rencana Garis, Rencana Umum, Perhitungan Stabilitas dan Hambatan
3.      Menentukan spesifikasi mesin induk.

I.3. PEMBATASAN MASALAH
       Batasan masalah yang digunakan sebagai arahan serta acuan dalam penulisan tugas akhir ini agar sesuai dengan permasalahan serta tujuan yang di harapkan adalah :
1.      Bentuk badan kapal yang didapatkan dari metode integrasi kapal pembanding yang mempunyai karakteristik sama. Dengan batasan kondisi wilayah Penyeberangan sungai bengawan solo di desa Jimbung.
2.      Analisa dan pengolahan data menggunakan software  Delftship  dan Maxsurf
3.      Output hanya berupa model 3 dimensi.

I.4. TUJUAN PROGRAM
Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan penelitian  ini adalah:
1.        Mendapatkan bentuk lambung yang sesuai dengan karakter sungai Bengawan Solo.
2.        Mengetahui karakteristik kapal dengan perhitungan hydrostatik dan stabilitas kapal.
3.        Pembuatan rencana umum kapal berdasarkan ukuran utama dan perencanaan peralatan penyelamatan korban yang diperlukan.
4.        Menentukan motor induk berdasarkan hasil perhitungan daya motor sesuai dengan hambatan yang dialami kapal yang diharapkan mampu beroperasi sesuai dengan kondisi perairan setempat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
5.        Mendapatkan rancangan kapal dengan Kapasitas yang maksimal, sehingga dapat mempercepat aktifitas penyeberangan dan meningkatkan omset pendapatan.
6.        Kapal Katamaran dapat mengoptimalkan aktifitas masyarakat untuk penyeberangan di Sungai Bengawan Solo.
7.        Kapal Katamaran dapat menjadi solusi bagi permasalahan pemerintah untuk mengadakan anggaran dana pembangunan Jembatan di Bengawan Solo.

I.5. MANFAAT PROGRAM
Setelah diketahui hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak diantaranya :
1.    Kegunaan teoritis
·      Untuk memberikan inovasi baru dalam akutan Penyeberangan sungai di bengawan solo.
2.    Kegunaan praktis
·      Bagi ASDP Jawa Tengah diharapkan mampu menjadi solusi sebagai sarana Penyeberangan yang layak dan aman.
·      Bagi Masyarakat diharapkan mampu memberikan pelayanan Penyeberangan yang lebih baik dan lebih aman.
3.    Bagi akademik
Ø Penelitian ini menjadi awal dari pengembangan kapal Penyeberangan katamaran di sungai bengawan solo.

I.6. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Hasil penulisan ini adalah berupa perancangan kapal waterbus yang sesuai dengan kondisi Sungai Bengawan Solo untuk transportasi air. Selain itu luaran yang diharapkan yakni:
1.      Mendapatkan desain kapal katamaran yang susuai dengan kondisi sungai tersebut,dan nantinya bisa digunakan sebagai pedoman untuk pembangunan kapal jika ada pihak yang tertarik.
2.      Dengan adanya kapal katamaran Sungai Bengawan Solo kondisi Penyeberangan antar daerah lebih optimal dan mengurangi angka kecelakaan.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA

II.1. Tinjauan kapal penyebrangan di Sungai Bengawan Solo Kabupaten Blora
 Titik penyebrangan di desa jimbung Kabupaten Blora mempunyai 2 buah perahu penyebrangan yang selama ini digunakan sebagai sarana penunjang kegiatan masyarakat sekitar. Tujuan utama dari adanya perahu penyebrangan tersebut adalah untuk menawarkan jasa penyeberangan antara Kabupaten Blora dan Kabupaten Bojonegoro. Berbeda dengan konsep jasa penyeberangan antar pulau di Indonesia, penyeberangan di Sungai Bengawan Solo tidak difokuskan kearah kecepatan kapal untuk mencapai tempat tujuan, namun lebih difokuskan terhadap muatan dan keselamatan saat penyeberangan.


Gambar 1.  Perahu Penyebrangan Sungai Bengawan Solo

Kondisi dari perahu penyebrangan di Sungai Bengawan Solo bisa dikatakan kurang layak. Dari segi visual, perahu wisata tersebut justru hampir menyerupai kapal ikan. Tidak adanya peralatan penyelamatan di atas perahu penyebrangan. Berdasarkan survey yang telah dilakukan, masing-masing perahu tidak dilengkapi dengan sarana keselamatan.Hal tersebut sangat beresiko tinggi bagi si penumpang. Hal tersebut diperkuat dengan kutipan berita yang diperoleh, “Perahu yang ditumpangi 16 orang itu dinakhodai oleh Ngadiono yang baru berusia 13 dan tentunya belum memiliki pengalaman dan kecakapan untuk mengemudikan perahu. Apalagi penyebab kecelakaan itu karena kondisi perahu penyeberangan yang memang kurang layak.Ternyata perahu yang menyeberang di  Bengawan Solo dari Desa Kanor Kecamatan Kanor Bojonegoro menuju Desa Rengel Kecamatan Rengel Tuban mengalami kebocoran.  Akibat dari kecelakaan itu, sebanyak 10 orang tewas tenggelam”. (http://www.kabarjatim.com/berita.php?ID=186)
Pembangunan Jembatan di sungai Bengawan Solo mungkin dapat menjadi salah satu solusi dalam aktifitas penyeberangan di Sungai Bengawan Solo. Namun pada faktanya hal tersebut sulit direalisasikan karena pemerintah terbentur masalah anggaran dana.Pemerintah tidak hanya harus memperhatikan anggaran dana dari jembatan tapi juga anggaran dana dari perbaikan akses jalan darat menuju jembatan. Tentunya hal tersebut lebih menyita perhatian dan dana yang lebih dari pemerintah. Hal tersebut diperkuat dengan kutipan berita yang diperoleh yaitu, “Demikian pernyataan Gubernur Jatim Dr.H.Soekarwo kepada kabarjatim.com Rabu (29/6/2011) di Surabaya. Memang, kecelakaan di sungai yang mengalir dari Jawa Tengah ke Jawa Timur itu sering terjadi. Bahkan belum lama ini  dua kecelakaan yang mengakibatkan korban tewas. Namun, ujar Pakde – begitu Soekarwo akrab disapa -- Pemprov Jatim tidak akan segera membangun jembatan dikawasan BengawanSolo”. (http://www.kabarjatim.com/berita.php?ID=186)
Untuk mengatasi permasalahan yang ada penulis berinisiatif untuk merancang kapal Katamaran dengan Inovasi baru yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat sekitar Bengawan Solo. Kapal Katamaran Proposisi dari segi stabilitas lebih memenuhi kelayakan dari pada perahu penyeberangan yang ada saat ini.Hal tersebut diperkuat dengan data ukuran utama perahu penyeberangan yang diperoleh dari survey penulis yaitu sebagai berikut:
Perbadingan
Ukuran Utama Perahu
Range Standart Type Kapal Motor Kecil
L/B
6.00
3,20 - 6,30
T/B
0.16
0,30 - 0,50
B/H
4.17
-
T/H
0.03
0.60 - 0.30
L/H
25.00
6.00 - 11.0

Table. I . Ukuran utama Perahu di bengawan Solo
Dari table di atas dapat di simpulkan perahu penyeberangan belum memenuhi kriteria standarisasi yang ada, karena tidak ada ukuran utama yang memasuki range type kapal motor kecil. Range Standart type kapal motor kecil dicuplik dari buku. (Teknik Konstruksi Kapal Baja Jilid 1, 2008). Melihat ketidak akuratan hasil perbandingan ukuran utama dari hasil analisa di atas menyebabkan kondisi stabilitas perahu yang begitu jelek.

II.2. Gambaran Kapal  Katamaran
            Katamaran termasuk jenis kapal multi-hull dengan dua lambung (demihull) yang dihubungkan dengan struktur bridging. Strutur bridging ini merupakan sebuah keuntungan katamaran karena menambah tinggi lambung timbul (freeboard). Sehingga kemungkinan terjadi deck wetness dapat dikurangi. Multi-hull merupakan istilah yang dipergunakan bagi kapal-kapal yang memiliki lebih dari satu lambung. Ada dua jenis utama dari kapal-kapal tersebut, yaitu yang disebut katamaran dan trimaran. Diantara keduanya, maka desain dari katamaran ato disebut “cat” lebih umum untuk digunakan dalam dunia pelayaran ( Clarke, 1972 ).
Menurut MAC LEAR ( 1967 ), katamaran adalah suatu unit perahu/kapal yang mempunyai dua buah lmbung yang dihubungkan dengan kuat oleh palang-palangbersilang menjadi satu kesatuan yang kokoh dan dikemudikan sebagai satu kapal.Katamaran mempunyai garis air lambung yang sangat ramping dengan tujuan untuk memperoleh hambatan yang rendah. Garis air yang ramping ini menyebabkan katamaran sensitive terhadap perubahan distribusi berat.
Kapal Jenis Katamaran dirancang dengan lambung ganda (Twin Hull) sehingga, di mana kedua lambung tersebut dihubungkan dengan konstruksi geladak yang kuat dan merentang di atasnya untuk menahan momen bending (bending moment) dan gaya geser (shear force) yang besar dan bekerja terhadap garis tengah (Center line) kapal. Bentuk lambung kapal mirip dengan dari jenis Full Mono Hull hanya lebih kecil sehingga volume benaman dan luas permukaan basah kapal relatif lebih kecil, di samping stabilitas kapal dan luas geladak untuk mengangkut kendaraan dan penumpang lebih besar dibandingkan dari jenis Full Mono Hull. Karena menggunakan dua lambung, maka baling-baling dipasang pada kedua lambung terbenam tersebut. Bentuk kapal katamaran modern dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2. Penampang Tengah Kapal Katamaran
Bentuk kapal katamaran yang dikembangkan pada mulanya diterapkan untuk kapal-kapal dengan ukuran kecil (5 – 20 m) dan diterapkan untuk kapal wisata pantai dalam bentuk cruiser. Kemajuan tersebut  tidak terlepas dari peneletian-penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki penampilan dan efisiensi kapal monohull.
Sebuah inovasi tentulah berdampak pada bentuk dan unjuk kerja dari barang terdahulunya. Katamaran diteliti dan dikembangkan karena memiliki kelebihan dari kapal monohull yakni :
1.    Pada kapal dengan lebar yang sama tahanan gesek katamaran lebih kecil, sehingga pada tenaga dorong yang sama kecepatannya relatif lebih besar.
2.    Luas geladak dari katamaran lebih luas dibandingkan dengan monohull.
3.    Volume benaman dan luas permukaan basah kecil.
4.    Stabilitas yang lebih baik karena memiliki dua lambung.
5.    Dengan frekuensi gelombang yang agak tinggi tetapi amplitudo relatif kecil sehingga tingkat kenyamanan lebih tinggi.
6.    Dengan tahanan yang kecil maka biaya operasional menjadi kecil.
7.    Image yang terkesan adalah keamanan yang terjamin dari faktor kapal terbalik sehingga penumpang merasa lebih aman.
Sedangkan kekurangan kapal katamaran adalah :
1.    Teori dan standardisasi baik ukuran utama maupun perhitungan struktur masih minim karena masih tergolong teknologi baru.
2.    Teknik pembuatan yang agak lebih rumit sehingga membutuhkan keterampilan yang khusus.
3.    Dengan memiliki dua lambung maka manuver katamaran kurang baik jika dibandingkan dengan monohull.

II.3.  Bentuk Lambung Kapal Katamaran
 Bentuk lambung katamaran pada berbagai kapal tidaklah sama. Terdapat banyak model bentuk badan katamaran, tetapi secara umum ada tiga bentuk dasar dari katamaran yakni :

1.       Simestris
2.       Asimetris dengan bagian dalam lurus
3.       Asimetris dengan bagian luar lurus

Bentuk improvisasi aliran air yang akan melewati ketiga bentuk tersebut :

 Gambar 3. Improvisasi Aliran Fluida Pada Katamaran
Pemilihan bentuk badan kapal harus didasarkan pada metode yang tepat sehingga hasilnya akan dapat diandalkan. Katamaran dengan geladak yang lebih besar adalah salah satu contoh konsep rancangan yang berhasil dalam mengatasi gerakan oleng yang merupakan kelemahan generic kapal konvensional.

1.  Katamaran Simetris
Katamaran yang desainnya telah disempurnakan dengan dua buah bentuk lambung yang simetris. Sejumlah variasi bentuk dan jarak spasi antar lambung telah menunjukkan keunggulan signifikan terhadap katamaran simetris. Bentuk lambung tersebut berupa displacement maupun semidisplacement dengan geladak berada diatas garis air. Keunggulan utama dalam hal hambatan total bila dibandingkan dengan katamaran asimteris, menjadikan tipe ini tetap digunakan sampai sekarang.

2.  Katamaran Asimetris
Bentuk asimetris dengan bagian luarnya lurus cocok untuk perairan terbatas seperti sungai dan danau. Bentuk dengan bagian luarnya lurus ini akan memperkecil gelombang  yang terjadi. Pada bentuk badan kapal yang asimetris, lambung kiri yang berbentuk lurus akan mengalami perubahan tekanan yang drastis berbeda dengan lambung kanan yang berbentuk lengkung, maka tekanan aliran akan berkurang dengan terdistribusinya aliran air mengikuti kelengkungan bentuk ujung depan. Pengaruh perubahan tekanan yang drastis ini mengakibatkan tekanan yang diderita kedua lambung tidak sama, akibatnya berpengaruh pada kekuatan penyangga lambung, dalam hal ini adalah sambungan antara lambung dengan geladak penghubung bagian depan. Sementara itu pada kapal yang simetris, dengan kedua lambung yang berbentuk lengkung maka tekanan relatif lebih kecil sehingga tekanan yang diterima penyangga juga kecil. Selain itu manuver kapal yang merupakan kelemahan kapal katamaran relatif lebih baik jika dibandingkan bentuk asimetris.
3.  S Katamaran
Adalah Katamaran Super yg merupakan bentuk terbaru kapal katamaran yang bentuk hullnya simetris tetapi kedua hullnya memiliki yaw angle dan mengurangi wave resistant hingga 28 %.





BAB III
METODE PENULISAN

III.1. Studi Lapangan
Studi lapangan dilakukan secara langsung dan wawancara
·         Wawancara kepada pihak yang mengelola Sungai Bengawan Solo, warga sekitar sungai tersebut.
·         Meneliti sungai didaerah bengawan solo untuk menentukan besarnya arus, lebar, kedalaman, dan panjang lintasan yang nantinya akan digunakan sebagai referensi saat merencanakan katamaran ini.

III.2. Studi Literatur         
Dalam kegiatan ini yang dijadikan sebagai pedoman dan sumber-sumber informasi yakni berasal dari buku-buku referensi dan juga sumber dari internet yang banyak membahas tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan perancangan kapal dan materi-materi lainnya yang tercakup dalam perancangan ini. Selain itu tidak menutup kemungkinan materi-materi lain seperti jurnal penelitian sebelumnya, sehingga dapat digunakan sebagai acuan dan juga sebagai pembanding.

III.3. Perancangan badan kapal
Saat merancang kapal ini yang pertama dilakukan adalah dengan merencanakan suatu kapal yang sesuai dengan perairan yang akan dilaluinya, baik untuk perairan dengan gelombang dan arus tenang maupun dengan arus yang kuat sehingga akan mendapatkan suatu ukuran utama kapal yang memiliki karakteristik yang sesuai.
Perancangan kapal ini diawali dengan penentuan variable, parameter dan batasan-batasan (constraint) yang sesuai dengan kondisi perairan kapal tersebut beroperasi. Selanjutnya proses optimasi dilakukan untuk menentukan ukuran utama kapal yang optimal, dan fungsi obyektif dalam proses ini adalah meminimalkan biaya total pembangunan kapal.
Dalam membuat permodelan kapal menggunakan Delftship professional versi 3.1 Dengan software ini pertama yang akan dilakukan adalah pembuatan bagian lambung kapal dengan perencanaan stabilitas yang baik agar faktor kenyamanan dan keselamatan dapat terjamin.

III.4. Metode Perancangan Kapal.
Dalam proses perancangan kapal, salah satu faktor yang cukup signifikan untuk dipertimbangkan adalah penetapan metode rancangan sebagai salah satu upaya untuk menghasilkan output rancangan yang optimal dan memenuhi berbagai kriteria yang disyaratkan. Beberapa metode perancangan kapal yang banyak digunakan dalam teknik perkapalan adalah antara lain:
1.      Metode Perbandingan (comparison method).
Merupakan metode perancangan kapal yang mensyaratkan adanya satu kapal pembanding dengan type yang sama dan telah memenuhi kriteria rancangan (stabilitas, kekuatan kapal, dll.) dan mengusahakan hasil yang lebih baik dari kapal yang telah ada (kapal pembanding). Ukuran-ukuran pokok kapal dihasilkan dengan cara mengalikan ukuran pokok kapal pembanding dengan faktor skala (scale factor).
2.      Metode Statistik (Statistical Method).
Merupakan metode perancangan kapal yang mensyaratkan penggunaan data kapal-kapal dengan type yang sama yang telah dibangun dan beroperasi serta memenuhi kriteria rancangan. Dari data statistik ukuran kapal-kapal tersebut kemudian ditentukan persamaan statistik yang pada hakekatnya adalah pendekatan rata-rata terhadap ukuran-ukuran kapal tersebut. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode statistik adalah memperbaiki secara terus menerus semua statistik dari data – data kapal baru sehingga kemungkinan kesalahan akan dapat diperkecil.
3.        Metode Iterasi / trial and error (Iteration Method).
Rancangan kapal dengan metode iterasi pada dasarnya adalah pengembangan dari metode perbandingan dan metode statistik tetapi dilakukan secara berulang-ulang dengan koreksi pada setiap pengulangan. Ukuran pokok kapal rancangan yang dihasilkan cukup akurat karena telah dilakukan koreksi setiap kali pengulangan perhitungan, dan karena dilakukannya pengulangan tersebut maka metode ini  sering juga disebut metode spiral. Ukuran-ukuran pokok kapal rancangan dihitung dengan menggunakan persamaan-persamaan empiris.
4.      Metode Kompleks  (Complexs Solutions) atau Metode Matematis (Mathematical Method).
Pada rancangan dengan metode matematis, seluruh ukuran pokok kapal rancangan dihitung dengan menggunakan persamaan-persamaan matematis sehingga ketelitiannya cukup besar dan hampir tidak diperlukan koreksi dalam perencanaan pembuatan kapal. Akan tetapi metode ini jarang digunakan dalam merencanakan kapal, kecuali jika dikombinasikan dengan metode yang lain, misal metode perbandingan dan metode statistik.
Metode yang digunakan dalam penelitian untuk perancangan kapal penumpang ini menggunakan metode perbandingan (comparison method) dengan menggunakan bantuan software Delftship.


III.5. Posedur Kerja pembuatan Kapal Penyebrangan Katamaran sungai Bengawan Solo di Desa Jimbung, Kabupaten Bojonegoro                
                    
                                                                                  

Gambar 4.  Prosedur Kerja pembuatan kapal penyebrangan katamaran

BAB IV
DESKRIPSI KARYA/GAGASAN

Tahap perencanaan desain hull form merupakan prime proportion dalam merencanakan sebuah kapal. Banyak penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan bentuk hull form yang maksimal. Artinya hull form yang mempunyai kemampuan operasional bagus dalam hal hambatan, mempunyai kemampuan terbaik saat beroperasi di laut, dan pada akhirnya mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Untuk mendapatkan hull form dengan kemampuan yang bagus adalah bukan perkara yang mudah. Namun perkembangan teknologi khususnya perkembangan software saat ini sangat membantu dalam hal itu. Sehingga upaya optimalisasi hull form menjadi hal yang sangat mungkin. 
Kajian dalam bab ini menjelaskan mengenai perhitungan untuk menentukan ukuran kapal yang optimal sehingga mendapatkan gambar pra perancangan berupa rencana garis ( lines plan ) dan analisa dari hasil pra perancangan tersebut berupa data hidrostatik, stabilitas dan olah gerak kapal. Analisa Pemodelan hull form 3-D dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Delftship 3.1 dan hasil pemodelan tersebut dikaji dengan bantuan perangkat lunak dari Formation Design System Suite yaitu Maxsurf 11.12, Hullspeed 11.12, Hydromax 11.12, Seakeeping 11.12.

IV.1. Pra Perancangan
Proses desain kapal dilakukan berulang ulang (iterasi) mulai dari mission requirement sampai dengan detail kapal.



Gambar 5.  Desain Spiral [Watson,1998]

Dalam merancang kapal dikenal apa yang disebut basic design. Basic design merupakan karekteristik utama kapal seperti: pemilihan ukuran utama, bentuk badan kapal, power (besar dan tipe), rencana awal dari badan kapal dan permesinan, dan struktur utama. Pemilihan yang baik akan memberikan jaminan kinerja seakeeping yang baik, kecepatan yang diinginkan, endurance, kapasitas muatan, dan bobot mati.
Basic design meliputi konsep desain dan perencanaan, yaitu :
a.       Konsep Desain
Konsep desain merupakan usaha awal untuk merubah mission requirement atau data yang disyaratkan kedalam karakteristik teknik dan karakteristik bidang perkapalan, hal ini meliputi ukuran-ukuran utama kapal seperti : panjang, lebar, dalam, sarat, koefisien block, power dan alternatifnya yang memenuhi kecepatan yang diminta, jarak jelajah, volume muatan dan deadweight, termasuk estimasi, light weight kapal awal yang diperoleh dari rumus pendekatan, kurva, dan pengalaman – pengalaman.
b.      Pra Perencanaan
Pra perencanaan merupakan kelanjutan dari konsep desain untuk menindak lanjuti karakteristik - karakteritik utama kapal yang memenuhi perhitungan biaya – biaya awal dari pembuatan kapal dan penentuan kinerja kapal. Faktor-faktor kontrol seperti panjang, lebar, daya mesinnya, dan deadweight mungkin belum mengalami perubahan pada langkah ini karena akan terus dilakukan iterasi.

IV.2.  Requirement
IV.2.1. Karakteristik Kapal Yang Diinginkan
Kapal penyebrangan yang direncanakan ini merupakan kapal dengan lambung berbentuk katamaran ( twin hull ) yang dilengkapi dengan peralatan keselamatan yang beroperasi di Desa Jimbung Kabupaten Blora. Dengan kondisi gelombang sungai yang tenang serta kondisi sarat air yang tidak cukup dalam, maka kapal kapal ini harus disesuaikan dengan karakteristik perairan setempat sehingga kapal ini mampu beroperasi dengan baik.

IV.2.2. Tinggi Sarat Kapal
Untuk dapat mencapai tepi sungai dengan baik pada saat pasang surut di musim kemarau, tinggi sarat haruslah mencukupi, sehingga kapal tersebut tidak sampai kandas di tepi sungai. Untuk kedalaman tepi sungai sendiri sarat rata rata ketika musim kemarau berkisar 2 meter. Tetapi pada saat banjir justru lebih rendah daripada musim kemarau, yaitu 0,9 meter. Hal tersebut dikarenakan dermaga yang digunakan pada saat musim hujan berbeda.
IV.2.3. Kecepatan Kapal
Jarak penyebrangan antara Kabupaten Blora dan Kabupaten Bojonegoro ini adalah 300 meter. Titik tersebut diambil jarak penyebrangan terjauh saat kondisi sungai meluap. Kecepatan kapal akan dirancang sebesar sebesar 9 knot [16, 668 Km/jam] sehingga dengan kecepatan tersebut proses penyebrangan hanya 5 sampai 10 menit termasuk proses loading penumpang. Pemilihan kecepatan tidak terlalu besar karena pada dasarnya kapal ini dirancang sebagai kapal penyebrangan sungai dengan jarak tempuh pendek. Jadi perlu diperhatikan mengenai kenyamanan dan keselamatan agar para penumpang tidak was-was menggunakan jasa penyebrangan tersebut.
IV.2.4. Kapasitas Penumpang
Kapasitas penumpang diasumsikan tetap memenuhi standart keamanan dan kenyamanan penumpang dimana besarnya kapasitas penumpang yang ditentukan akan mempengaruhi ukuran kapal yang dirancang. Sebagai bahan dasar asumsi kapasitas penumpang yang akan dirancang digunakan data dari hasil Survei di Sungai Bengawan Solo Desa Jimbung Kabupaten Blora sebagai berikut:
Jumlah perahu penyebrangan yang ada          = 2 buah
Kapasitas tiap perahu Penyebrangan              = 20 orang
                                                                        = 12 motor dan 12 orang
                                                                        = 15 sepeda dan 15 orang
Trayek harian perahu                                       = 20 - 30 kali
Dari hasil survey titik penyebrangan di Desa Jimbung rata rata penumpang tiap hari adalah 600 penumpang 30 sepeda dan 50 motor setiap harinya.  Oleh karena itu akan dirancang kapal penyebrangan katamaran dengan kapasitas lebih banyak.
IV.2.5. Kapal Pembanding
Pada perancangan kapal penyebrangan dengan bentuk lambung katamaran yang difungsikan untuk Sungai Bengawan Solo ini menggunakan kapal pembanding dengan tipe kapal dan bentuk lambung yang sama. Data teknis untuk mencari kapal pembanding didapatkan dari internet.
Dengan pemilihan kapal pembanding yang setipe dalam pra perancangan ini, diharapkan akan mendapatkan ukuran utama kapal yang sebanding dan optimal dengan ukuran kapal pembanding. Dalam tabel 4.2 berikut merupakan data teknis mengenai kapal pembanding.
Tabel II.  Data Teknis Kapal Pembanding ( Katamaran )
No
Nama Kapal
Kapasitas (Orang)
L
(m)
B
(m)
H
(m)
T
(m)
1
River Tourist Vessel
40
13
5
1,7
0,5
2
Bobkat 1250
45
12
4
1,98
0,4
3
The Aqua View
45
13
4.39
2
0,4
4
Bobkat 1360
50
13
4
1,8
0,4
5
Bobkat 1050
45
9
4
2,1
0,4
6
BKP-14C2O115
55
12.9
6
2.05
0.5
7
Javanese
30
10.2
3
1.2
0.4
8
Indonesia FiberBoat
38
14
3.2
1.2
0.5

IV.2.6. Penentuan Ukuran Utama kapal dan Pengecekan Hasil Ukuran Utama Kapal
Item
Jenis
Nilai
Keterangan
Ukuran Utama
LWL
12.5
Sesuai dengan panjang kapal yang beropr
Bwl
3.75
Dibawah 4 m ( lebar dermaga saat banjir)
B1
0.75

T
0.5
Kedalaman terendah pada kondisi banjir ± 0.9 meter topologi Bengawan Solo
Perbandingan ukuran utama






Bwl /L
0.3
Range 0,3-1,0 (Multy Hull Ship, hal 61)
B1/T       
1.5
Range 0,5-2,5 (Multy Hull Ship, hal 61)
L/ B1
16.67
Range 2-30 (Multy Hull Ship, hal 61)
H/T
2.6
Range 0,6-2,75 (kapal pembanding) (Tugas akhir ITS LK 1347)
S/B1
2
Range 2,0-5,0 (makalah M. Insel, Ph.D dan A.F. Molland, M.Sc,Ph.D., C.Eng) (Tugas akhir ITS LK 1347)
Fn
0,238
Range 0,16-0,45 (Tugas akhir ITS LK 1347)
Tabel III. Pengecekan Hasil Ukuran Utama Kapal

Dari ukuran utama yang dihasilkan dan jika dianalisa dengan kondisi perairan titik penyebrangan Sungai Bengawan Solo di desa Jimbung serta pengecekan perbandingan ukuran utama kapal, maka kapal dengan bentuk lambung katamaran ini dapat beroperasi sebagai kapal penyebrangan di Desa Jimbung Kabupaten Blora.

IV.3. Rencana Garis dan Rencana Umum
IV.3.1. Rencana Garis
Berikut ini adalah original model dari hull form kapal wisata katamaran yang dibuat dengan menggunakan program Delftship Version 3.1. dengan pembagian jarak station, waterline dan buttock line kapal sebagai berikut :
Tabel IV. Jarak Station, Waterline dan Buttock Line kapal
St

Jarak
 ( m )
  0
 0
1
1.136
2
2.272
3
3.408
4
4.544
5
5.680
6
6.880
7
7.952
8
9.088
9
10.224
10
11.360
11
12.496
WL

Jarak
 ( m )
  0
 0
1
0.1
2
0.2
3
0.3
4
0.4
5
0.5


BL (SB)

Jarak
 ( m )
1
0.000
2
0.188
3
0.375
4
0.563
5
0.750
BL (PS)

Jarak
 ( m )
1
-0.000
2
-0.188
3
-0.375
4
-0.563
5
-0.750

Dari ukuran utama yang dihasilkan dan jika dianalisa dengan kondisi perairan titik penyebrangan Sungai Bengawan Solo di desa Jimbung serta pengecekan perbandingan ukuran utama kapal, maka kapal dengan bentuk lambung katamaran ini dapat beroperasi sebagai kapal penyebrangan di Desa Jimbung Kabupaten Blora.

IV.3.2. Rencana Umum
Permasalahan dalam penyusunan rencana umum biasanya tergantung dari tipe kapal yang direncanakan. Namun pada dasarnya perencanaan rencana umum untuk semua tipe kapal memiliki kesamaan dalam hal-hal tertentu seperti dalam penyusunan ruangan akomodasi dan daya mesin meskipun untuk kapal yang berbeda akan menyebabkan terjadinya perbedaan kapasitas. Ditinjau dari kapasitas penumpang perahu penyeberangan hanya mampu menampung 12 penumpang dan 12 kendaraan dengan total omset Rp.24.000/penyeberangan. Sedangkan RU Kapal Katamaran yang dirancang memperoleh omset 225% lebih besar tiap penyeberangannya dibandingkan omset perahu penyeberangan sebelumnya dengan rincian sebagai berikut:
Ø  15 penumpang x 2(P & S) = Rp. 30.000
Ø  12 penumpang + kendaraan = Rp. 24.000
Ø  Total = Rp. 54.000/penyebrangan

Spesifikasi dan gambar rencana umum terlampir dipersiapkan sebagai petunjuk dasar untuk menyusun ruangan – ruangan yang dibutuhkan dan besarnya tangki – tangki pada kapal, terlebih jika dalam penyusunan ruangan untuk kapal khusus seperti pada perancangan kapal ini yang mempunyai bentuk lambung katamaran dan terbuat dari fiberglass. Kapal dirancang khusus sebagai Kapal penyebrangan yang mempunyai bentuk lambung ganda (katamaran) yang dibangun dari bahan Fiberglass Reinforced Plastic (FRP).




IV.4. Motor Penggerak Kapal
Pemilihan didasarkan pada daya yang dibutuhkan pada kecepatan dinas, dengan pertimbangan antara lain :Berat dan ukuran motor, Tinggi mesin, Getaran, Volume dan ukuran ruang mesin, dan Putaran motor.
Tenaga penggerak yang digunakan kapal katamaran ini adalah motor temple (Outboard). Pertimbangan motor tempel sebagai tenaga penggerak adalah sebagai berikut :
  1. Biaya operasi dan perawatan lebih kecil, bila dibandingkan dengan menggunakan tenaga penggerak inboard.
  2. Motor tempel mengakibatkan getaran dan suara yang lebih kecil bila dibandingkan dengan menggunakan tenaga motor penggerak inboard.
  3. Tempat yang dibutuhkan untuk meletakkan mesin relative lebih sempit serta mudah pemasangannya dan pelepasannya dibanding mesin inboard.
Direncanakan kapal ini menggunakan mesin outboard sebanyak dua buah yang di letakkan di belakang samping kanan-kiri konstruksi bridge sejajar dengan arah horizontal yang mana besarnya daya mesin akan dijelaskan di bab berikutnya setelah diketahui besar hambatan total kapal dengan menggunakan software Hull Speed Version 11.12.

IV.5. Tata Letak Ruang
Gambar Rencana Umum adalah tipe Kapal Wisata Penumpang, sesuai dengan fungsinya adalah menyediakan sarana transportasi wisata untuk pantai kartini Rembang, maka tata letak ruangan dirancang dengan memperhatikan aspek-aspek : mobilitas, keselamatan, kenyamanan, ekonomis, mudah pemeliharaan serta distribusi berat sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan sesuai kebutuhan. Kapal menggunakan kontruksi katamaran (lambung ganda) dengan geladak utama tanpa ada penambahan bangunan atas yang mana pada geladak utama akan di pasang kursi penumpang, sementara untuk melindungi penumpang dari panas sinar matahari ataupun hujan akan dipasang atap yang terbuat dari fiberglass.



IV.6. Konfigurasi kursi Penumpang
Konfigurasi tempat duduk bagi penumpang pada kapal disusun sehingga mampu mencapai jumlah penumpang maksimum dengan tetap mengutamakan kenyamanan.

Gambar 6. Konfigurasi kursi Penumpang & kendaraan
Sementara untuk pemilihan tipe kursi penumpang sendiri menggunakan desain yang sudah ada dan tersedia dipasaran, hanya melakukan pemilihan atas pertimbangan sebagai berikut :
-          Sesuai dengan kondisi fisik masyarakat Indonesia.
-          Memenuhi kebutuhan kenyamanan.
-          Mampu menyangga tubuh pada saat duduk.
-          Mudah dibersihkan.
-          Rangka yang kuat.
-          Konfigurasi kursi mampu memberikan kesan yang luas.
-          Ukuran kursi mampu mencapai kapasitas yang maksimal.
Tabel V. Ukuran kursi penumpang
Ukuran Kursi
Tinggi Sandaran
44 cm
panjang dudukan
30 cm 
Lebar kursi
45 cm 
Tinggi kursi dari lantai
55 cm 
kemiringan sandaran
 105o
luas pandangan
 30o
bahan dudukan (jok)
 Busa
kover jok
kulit sintetis
rangka
Baja
IV.7. Perhitungan Tangki
Tangki dalam perencanaan kapal katamaran ini hanya terdiri dari tangki bahan bakar, sementara untuk tangki minyak pelumas dan tangki air tawar untuk pendingin mesin tidak diperlukan karena dari spesifikasi mesin yang dipilih tidak membutuhkan tangki tersebut.
Penentuan besarnya volume tanki bahan bakar direncanakan untuk    menampung bahan bakar yang diperlukan motor penggerak kapal. Besarnya volume tanki dapat ditentukan sebagai berikut :

dimana:
a          = Radius pelayaran     = 5 Seamiles
V         = Kecepatan dinas      = 7 Knots
Perhitungan Daya Efektif (EHP)
EHP    =  Rt x Vt                                                       (PNA. Vol.II Hal. 161)
EHP   =  0,62 x 3,6
EHP    =  2,23 kW
EHP    =  2,23 x 1000/ 735,4990                         1 HP = 735,499 Watt
EHP    =  3,77 hp
Cf        = Koefisien berat pemakaian bahan bakar untuk diesel
            = 0,18 kg/BHP/jam     (0,17 ~ 0,18)
Wfo     = 
Wfo     = 2,86 x 10-4 Ton
Untuk cadangan bahan bakar ditambah 10% :
Wfo     = 110% x 2,86 x 10-4
Wfo     = 3,15 x 10-4 Ton
Spesifikasi volume bahan bakar = 1,25 m3/ton
Vfo      = 1,25 x 3,15 x 10-4
Vfo      = 3,94 x 10-4 m3
            Perhitungan diatas digunakan untuk menentukan besarnya tangki bahan bakar, namun dalam perancangan tangki tersebut penulis merancang tangki yang lebih besar daripata tangki perhitungan dengan alasan untuk memperbesar kapasitas bahan bakar yang tersimpan.

IV.8. Analisa Hambatan Kapal dan Pemilihan Mesin Kapal
IV.8.1. Besarnya Hambatan Kapal
Berikut ini merupakan nilai hambatan dan power (EHP) pada model kapal wisata dengan menggunakan  metode Slender Body dari paket perhitungan pada program Hull Speed Version 11.12 dengan kecepatan maksimum sampai dengan 9 knots. Kecepatan ini diambil dari harga kecepatan maksimum yang direncanakan untuk kapal ini.
Dengan ini telah diketahui bahwa besarnya hambatan yang dialami kapal pada kecepatan maksimum sebesar 0,62 kN dan membutuhkan daya mesin sebesar 3,77 HP.


    Gambar 7.  Grafik perbandingan                              Gambar  8.  Grafik Perbandingan
    Resistance- Speed  dari uji model                                Power- Speed  dari uji model

IV.8.2. Pemilihan Mesin Kapal
Pemilihan motor penggerak didasarkan pada daya yang dibutuhkan pada kecepatan maksimum dari kapal dengan pertimbangan antara lain : Berat dan ukuran motor, Tinggi mesin, Putaran motor. Getaran.
Tenaga penggerak yang digunakan kapal katamaran ini adalah motor temple (Outboard). Pertimbangan motor tempel sebagai tenaga penggerak adalah sebagai berikut :
-          Biaya operasi dan perawatan lebih kecil, bila dibandingkan dengan menggunakan tenaga penggerak inboard.
-          Motor tempel mengakibatkan getaran dan suara yang lebih kecil bila dibandingkan dengan menggunakan tenaga motor penggerak inboard.
-          Tempat yang dibutuhkan untuk meletakkan mesin relative lebih sempit serta mudah pemasangannya dan pelepasannya dibanding mesin inboard.
Direncanakan kapal ini menggunakan mesin outboard sebanyak dua buah yang di letakkan di belakang samping kanan-kiri konstruksi bridge sejajar dengan arah horizontal.

Gambar 9Motor penggerak kapal.
Berdasarkan perhitungan di atas menunjukkan bahwa kapal memerlukan power sebesar 13,8 HP maka kapal ini direncanakan menggunakan mesin outboard sebanyak dua buah yang di letakkan di belakang lambung kapal dengan power masing-masing sebesar 7 HP ( Yamaha F7CMHS) dengan data spesifikasi mesin diesel terlampir.

IV.9. Analisa Stabilitas Kapal
Stabilitas memegang peranan penting dalam hal perencanaan keselamatan kapal. Kemampuan kapal ini dapat juga diartikan sebagai respon kapal terhadap kecepatan dan gelombang laut. Kapal yang kaku akan kembali ke posisi tegak dalam periode yang sangat cepat. Kondisi seperti ini menyebabkan kapal mempunyai nilai MSI (Motion Sickness of Incident) yang cenderung tinggi. Namun pada dasarnya stabilitas adalah kapal dengan momen pembalik (righting moment) yang cukup untuk membuat kapal kembali ke posisi tegak ketika mendapat gaya dari luar yang menyebabkan olengan.
Sebagai persyaratan yang wajib tentunya stabilitas kapal harus mengacu pada standart yang telah ditetapkan oleh biro klasifikasi setempat atau marine authority seperti International Maritime Organisation (IMO). Berikut adalah data tabulasi dari hasil perhitungan stabilitas kapal penyeberangan katamaran yang dirancang penulis :



Tabel VI. Analisa perhitungan stabilitas
IV.10. Analisa Hidrostatik Kapal
Lengkungan Hidrostatik merupakan sebuah gambar kurva yang menggambarkan sifat-sifat badan kapal yang tercelup dalam air atau untuk mengetahui sifat-sifat carena. Lengkungan-lengkungan hidrostatik digambarkan kurvanya sampai sarat penuh dan tidak dalam kondisi kapal trim. Gambar hidrostatik mempunyai lengkungan-lengkungan yang masing-masing menggambarkan sifat-sifat atau karakteristik badan kapal yang terbenam dalam air. Dan berikut analisa hydrostatik kapal wisata menggunakan software Hydromax versi 11.12

IV.10.1. Perencanaan Kondisi Muatan Kapal
Pada studi penelitian ini perhitungan stabilitas menggunakan paket perhitungan pada software Hydomax 11.12 dan ditinjau pada 7 (tujuh) kondisi yang merepresentasikan load condition pada saat kapal beroperasi di laut lepas. Sedangkan persyaratan stabilitas mengacu pada standard requirements yang telah ditetapkan oleh IMO.
Dalam menghitung stabilitas kapal wisata kita harus membuat variasi beberapa kondisi kapal sehingga diketahui stabilitas untuk tiap kondisinya.

IV.10.2. Perhitungan Periode Oleng  Kapal
Periode oleng adalah waktu yang diperlukan kapal untuk kembali ke posisi semula pada saat terjadi olengan. Dengan asumsi perairan tenang. Rumus perhitungan periode oleng menurut standar IMO adalah sebagai berikut:
         
Dimana:
          T          = Periode oleng (detik)
          B         = Lebar kapal (m)
          C         = 0,373 + 0,023 (B/d)-0,043(L/100)
          MG      = Metacentra Gravity (m)
Perhitungan periode oleng kapal wisata pada tiap kondisi ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel VII.  Hasil Analisa Periode Oleng Kapal Pada Tiap - Tiap Kondisi
Kondisi
B (m)
d (m)
MG (m)
C
T (s)
I
4.212
0.27
19.48
0.73
1.39955
II
4.212
0.40
10.50
0.61
1.593408
III
4.212
0.33
13.80
0.66
1.495048
IV
4.212
0.36
12.14
0.64
1.538853
V
4.212
0.36
11.96
0.64
1.547697
VI
4.212
0.36
12.26
0.64
1.534826
VII
4.212
0.25
21.35
0.75
1.369718

Jika sebuah kapal memiliki nilai MG kecil, maka nilai periode oleng besar sehingga kapal menjadi lambat untuk ke posisi tegak / ke posisi semula ( momen penegak kecil ). Begitu pula sebaliknya, jika kapal memiliki nilai MG besar, maka nilai periode oleng kecil sehingga kapal menjadi cepat untuk ke posisi tegak / ke posisi semula ( momen penegak besar ).
Dari tabel 4.10 di atas, menunjukkan bahwa semakin muatan dan berat consumable  berkurang nilai dari MG semakin besar dan nilai periode oleng kapal semakin kecil. Pada kondisi VII kapal wisata memiliki nilai MG yang besar dan periode oleng yang kecil, sehingga pada kondisi VII kapal mempunyai kemampuan untuk kembali ke posisi tegak yang cepat pula. Artinya pada kondisi VII atau pada saat melakukan sandar dengan berat consumable 50% kapal memiliki periode oleng yang kecil karena memiliki momen pembalik dan momen kopel (righting moment) yang cukup besar.

IV.11. Pemilihan Perlengkapan Kapal
IV.11.1. Permesinan
Mesin Utama
a.         Jenis mesin         : 2 (dua) unit Outboard Diesel
b.        M e r k               : Yamaha
c.         T y p e                : F7CMHS
d.        P o w e r             : 2 X 7 HP
e.         RPM                  : 5000
f.         Berat                  : 38,5 Kg
g.        Bahan bakar       : Diesel Engine
h.        Starting system : Electric

IV.11.2. Navigasi dan Komunikasi Kapal

IV.11.3. Perlengkapan Penyelamatan Korban



KESIMPULAN
·         Dari Data Teknis Kapal Pembanding ( Katamaran ) maka didapatkan ukuran utama yaitu, LWL  sesuai dengan panjang kapal yang beroperasi (12,5), Bwl yang dibawah  4 m yakni lebar dermaga saat banjir (3,75), Sarat dengan kedalaman terendah pada kondisi banjir ± 0.9 meter topologi Bengawan Solo dan B1 (0,75) dengan ukuran utama yang memenuhi Range Standart Type Motor Kecil  tersebut Kapal Peneyeberangan Katamaran lebih fleksibel dan aman di berbagai kondisi Sungai Bengawan solo dibandingkan perahu penyeberangan dengan ukuran utama yang tidak memenuhi standarisasi.
·         Ditinjau dari Pembuatan Rencana Garis, Rencana Umum, Perhitungan Stabilitas dan Hambatan maka diperoleh data sebagai berikut:
Ø  Rencana Garis:Kapal Katamaran di rancang dengan 11 station yang tiap stationnya memiliki selisih 1,136 m, water line (WL) setinggi 0,5 dengan selisih 0,1  m tiap water line, dan Buttock Line (BL) sepanjang 0,75 m dengan selisih 0,188 m tiap Buttock Linenya
Ø  Rencana Umum Katamaran Proposisi yang akan dibangun dengan bahan Fiberglass Reinforced Plastic,berdaya tampung sebagai berikut:
a)      15 penumpang x 2(P & S) = Rp. 30.000
b)      12 penumpang + kendaraan = Rp. 24.000
Total = Rp. 54.000/penyebrangan
                                    Sedangkan ditinjau dari kapasitas perahu penyeberangan hanya dapat menampung 12 penumpang dan 12 kendaraan dengan pendapatan omset hanya Rp. 24.000/penyeberangan.Omset yang diperoleh Kapal Katamaran 225% lebih banyak dari omset perahu tiap penyeberangannya.
Ø  Stabilitas kapal mengacu pada standart IMO
Ø  Hambatan yang di alami kapal pada kecepatan sebesar 0,62 KN membutuhkan daya mesin sebesar 3,77 Hp
Ø  Gaya dinamis yang bekerja pada Kapal Katamaran Proposisi membuat olah gerak Kapal Katamaran lebih stabil dari pada kapal penyeberangan sebelumnya yang hanya berlambung tunggal.
·         Kapal Katamaran dirancang menggunakan mesin Outboard sebanyak 2 buah yang di letakkan di belakang kapal dengan power mesin masing-masing 7 HP (Yamaha F7CMHS). Kecepatan kapal sebesar 9 knot [16, 668 Km/jam] sehingga dengan kecepatan tersebut proses penyebrangan hanya 5 sampai 10 menit termasuk proses loading penumpang.

Kapal Katamaran Proposisi dirancang sedemikian rupa yang disesuaikan berdasarkan kondisi sungai Bengawan Solo dan kebutuhan masyarakat sekitar Bengawan Solo tentunya sangat memiliki potensi besar untuk direalisasikan menjadi kapal penyeberangan yang lebih aman dari kapal penyeberangan sebelumnya.
Perealisasian pengadaan kapal penyebrangan ini perlu dilakukan penelititan yang lebih lanjut untuk menyempurnakan hasil yang diharapkan masyarakat di Desa Jimbung, Kabupaten Blora.









DAFTAR PUSTAKA
1.      Anonimus, Karakteristik dan Teknologi Kapal Sungai dan Danau.
2.      Ngumar, H.S, 2004, “ Identifikasi Ukuran Kapal “, Departemen Pendidikan Nasional,
3.      Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta
4.      Suharyanto, 2009, “ Salah Satu Karakteristik Kapal
5.      Khramushin, asily N, 2005,“Technical and Historical Analysis of Ship Seakeeping ”
6.      www.scribd.com/doc/49352925/DAS-Bengawan-Solo dikunjungi pada tanggal 02 Oktober 2011
7.      Causer, P, 2000, Seakeeping analysis for preliminary design, Formation Design System pty.Ltd. UK
8.      Dubrovsky, V and A. Lyakhovitsky. 2001. Multi-Hull Ships. USA : Blackbone Publishing Company
9.      Gunadi, Hidayat . februari 2007, “Jakarta Under water”,Majalah Gatra 08-14
10.  Harvald ,SV .AA. Resistance and Propulsion of Ship,1992 Airlangga University Press : Surabaya
11.  IMO. 2002. Code On Intact Stability For All Types Of Ships.
12.  Parsons, Michael G. 2003. Ship Design and Construction Volume II. Jersey City : The Society of Naval Architect and Marine Engineering.
13.  Santosa, I Gusti Made. 1999. Diktat Kuliah Perencanaan Kapal. ITS Surabaya.
14.  Darmawan, 1986, Studi Tentang Rancang Bangun Kapal Ikan Jenis Katamaran”,Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, IPB : Bogor
15.  Kabar Jatim, Rubrik Daerah http://www.kabarjatim.com/berita.php?ID=186), tanggal 29 Juni 2011.
16.  Kusujaya, Indra, 2008 “Teknik Konstruksi Kapal Baja Jilid 1, 2008), Jakarta





DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A.  Biodata Ketua Pelaksana

Nama Lengkap                        : Hermawan Ardianto
NIM                                        : L2G 607 004
Alamat Asal                            : Jl. Madukoro 1 no 2 Gondang Manis Kudus
Alamat Semarang                    : Jl. Timoho Barat 1 no. 8, Tembalang
TTL                                         : Kudus, 10 April 1989
Agama                                     : Islam
Motto hidup                            : Hidup adalah perjuangan, usaha, dan kerja keras
Contact person                        : 085726942525 (ardianto_dexterz@yahoo.com)
Riwayat Pendidikan               : SD N 3 Demaan Kudus
  SMPN 1 Kudus
  SMAN 1 Kudus
  S1 Teknik Perkapalan UNDIP
Riwayat Organisasi                 : Ketua OSIS SMP Negeri 1 Kudus (2002)
Ø  Anggota HIMASPAL (Himpunan Mahasiswa Teknik Perkapalan) Universitas Diponegoro (2008)
Ø  Staf Bidang VI (Bidang Kebudayaan dan Seni) Himpunan Mahasiswa Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro (2009)
Ø  Ketua Departemen Bidang VI (Bidang Kebudayaan dan Seni) Himpunan Mahasiswa Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro (2009)

Organisasi Saat Ini                  : -
Pekerjaan                                 : Mahasiswa S1 Teknik Perkapalan UNDIP
Pelatihan yang pernah di ikuti :
Ø  Kerja Praktek di Proyek Pembangunan All Seasons Hotel, Yogyakarta
Ø  Asisten Dosen Menggambar Struktur Bangunan Jurusan Teknik Sipil

Ketua Pelaksana 
Hermawan Ardianto
NIM. L2G 607 004

B.  Biodata Anggota Pelaksana I

Nama Lengkap                       : Fachrurrozi Setiawan
NIM                                       : 21090110110054
Alamat Asal                            : Jl. Nakula No. 23 002/001, Getas Pejaten, Jati, Kudus
Alamat Semarang                    : Jl. Banjarsari Gg. Tirtasari No. 119 Tembalng Semarang
TTL                                         : Kudus, 05 Mei 1992
Agama                                     : Islam
Motto hidup                             : Kerjakanlah sesuatu yang bermanfaat bagimu dan bagi orang yang kamu cintai
Contact Person                        : 083842671330 (s_fachrurrozi@yahoo.com)
Riwayat Pendidikan               : SDN 04 Karanganyar Demak
 SMPN 01 Jati Kudus
 SMAN 01 Karanganyar Demak
 S1 Teknik Perkapalan UNDIP
Riwayat Organisasi                : Sekretaris I DKG 1140-1141 SMPN I Jati Kudus Thn. 2007       
Ø  Ketua OSIS SMAN 01 Karanganyar Demak periode 2009
Ø  Sekretaris Devisi Internal TEMBUS 2011
Ø  Sekretaris II HIMASPAL peirode 2011
Ø  Sekretaris I HIMASPAL periode 2012
Organisaasi Saat  ini                : Sekretaris I HIMASPAL periode 2012
Pekerjaan                                 : Mahasiswa S1 Teknik Perkapalan UNDIP
Pelatihan yang di ikuti            :
Ø  Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM) Pra Dasar, Teknik Perkapalan tahun 2010
Ø  Leadership Training (LT) HIMASPAL tahun 2011
Ø  Gore Opening Research (GORE) pelatihan PKM, FST-Biro FT UNDIP
Ø  Pelatihan Corel Draw, Jurnalistik Psikolagi, UNDIP


Anggota Pelaksana I 
Fachrurrozi Setiawan 
NIM. 21090110110054

C.  Biodata Anggota Pelaksana II

Nama Lengkap                       :  Rani Komala Sari
NIM                                       : 21090110110018
Alamat Asal                            : Jl.H.M.Nawawie No.76 RT/RW 03/03- Kep.Riau
Alamat Semarang                    : Jl. Ngesrep Timur V No.212 A - Tembalang
TTL                                         : Ranai, 28 Juni 992
Agama                                     : Islam
Motto hidup                            : Do The Best!
Contact Person                        : 085641859574 (alfuthnisa_nurul@yahoo.com)
Riwayat Pendidikan               : SDN 003 Tanjungbatu- Kepri,
SMPN 01 Tanjungbatu- Kepri,
 SMAN 01 Tanjungbatu-Kepri
S1 Teknik Perkapalan UNDIP
Riwayat Organisasi                : Staff Dept. NIC BEM FT UNDIP
Ø  Staff  Deprt. VI Minat Bakat HIMASPAL 2011
Ø  Kadiv. Pers Dept. VI Minat dan Bakat HIMASPAL 2012
Organisaasi Saat  ini                : Kadiv. Pers Dept. VI Minat dan Bakat
Pekerjaan                                 : Mahasiswa S1 Teknik Perkapalan
Pelatihan yang di ikuti            :
Ø  Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM) Pra Dasar, Teknik Perkapalan tahun 2010
Ø  Leadership Training (LT) HIMASPAL tahun 2011


Anggota Pelaksana II 
Rani Komalasari 
NIM. 21090110110018






D.  Biodata Dosen pembimbing

DATA PRIBADI      
Nama Lengkap            : Ir. Imam Pujo Mulyatno,MT
NIP                             : 196010251998021001
Tempat /tgl lahir          : Semarang, 25 Oktober 1960
Agama                         : Islam,
Jabatan Fungsional      : Pembina Kemahasiswaan
Jurusan                        : S1-Teknik Perkapalan, UNDIP
Riwayat Pendidikan Formal   :
S1-S2, Teknik Perkapalan, Its Surabaya
 Riwayat Pendidikan Tambahan/Kursus/Pelatihan
1.      Quality Control, Proyek Krakatau Steel, Pt. Multifab, Cilegon. 1992
2.      Asisten Kepala Proyek  New Build General Cargo 3600 Dwt Di Pt.Jmi,Semarang, Thn 1993
3.      Kepala Proyek Kapal-Kapal:
4.      Diklat: Iso 1400,
5.      Diklat Manajemen, Departemen Tenaga Kerja
6.      Manajemen Mutu, Departeman Perindustrian.
7.      Quality Control, Perkapalan. Pt. Jmi Shipyard Semarang.
8.      Pelatihan Kewirausahaan Mahasiswa Undip
9.      Pelatihan Pembuatan Kapal Tanker, Niigata Engineering,Tokyo, Japan, 1998.
10.  Dosen Tetap-Sekarang Di:  S1-Teknik Perkapalan Undip, Semarang.
11.  Tim Teknis Pengadaan 100 Kapal Nelayan Prov.Jateng. Dinas Kelautan Dan Perikanan Prov. Jateng 2011.
Karya Ilmiah/Publikasi
1.      Pemanfaatan Limbah Serat Rotan Sebagai Bahan Alternatf Komposit Untuk Komponen Kapal, Jurnal :Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.
2.      Analisa Kekuatan Struktur Pelat Lambung Pada General Cargo 6806,95 Dwt Menggunakan Metode Elemen Hingga. Majalah Kapal.
3.      Biodiesl Jarak Pagar Sebagai Bbm Alternatif Mesin Kapal, Majalh Teknik, Undip
4.      Analisa Sensitifitas Pada Pengukuran Produktivitas Galangan Di Indonesia, Majalah Teknik, Undip

     Semarang,   Maret 2012
     Saya Yang Menyatakan 
     Ir. Imam Pujo Mulyatno, MT 
      NIP. 196010251998021001

Postingan populer dari blog ini

TUGAS MERANCANG KAPAL 1

PROSES PEMBANGUNAN KAPAL

PENGERJAAN REPARASI KAPAL